BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Berlakang
Tugas utama guru ialah mendidik dan
mengajar yang berarti mendidik dan membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan
tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi tersebut telah dirumuskan
dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran.
Persoalan berikut adalah bagaimana melaksanakannya dalam proses pembelajaran
agar kompetensi yang diharapkan tercapai. Dalam proses pembelajaran yang
menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran menentukan jenis interaksi di dalam proses
pembelajaran strategi pembelajaran yang digunakan harus menimbulkan akttivitas
belajar yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Khususnya dalam makalah ini mengenai strategi pembelajaran dalam PAI.
Berkaitan dengan di atas, untuk itu
dalam makalah ini akan menjelaskan tentang strategi pembelajaran PAI. Guna
mengingat betapa pentingnya strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar
yang dapat mempengaruhi akhir suatu pembelajaran.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas dapat
ditarik beberapa rumusan masalah diantaranya:
- Bagaimana pengertian strategi
pembelajaran?
- Bagaimana strategi pengelolaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?
- Bagaimana strategi penyampaian
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?
- Bagaimana strategi penyampaian
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?
- Bagaimana implementasi strategi
pengelolaan dan penyampaian
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?
- Bagaimana analisis strategi
pengelolaan dan penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?
C.
Tujuan
1.
Untuk mendeskripsikan
pengertian strategi.
2.
Untuk mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
3.
Untuk
mendeskripsikan strategi penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
4.
Untuk
mendeskripsikan strategi penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
5.
Untuk
mendeskripsikan implementasi strategi pengelolaan dan penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
6.
Untuk
mendeskripsikan analisis strategi pengelolaan dan penyampaian pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Strategi
Secara umum strategi mempunyai
pengertian suatu garis garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan.
Namun jika di hubungkan dengan belajar
mengajar, strategi bisa di artikan sebagai pola umum kegiatan guru murid dalam perwujudan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan.
Strategi dasar dari setiap usaha
meliputi 4 masalah, yaitu :
1. Pengidentifikasian dan penetapan
spesifikasi dan kualifikasi yang harus di capai dan menjadi sasaran usaha
tersebut dengan mempertimbangkan aspirasi masyaraklat yang memerlukanya.
2. Pertimbangan dan penetapan pendekatan
utama yang ampuh untuk mencapai sasaran
3. Pertimbangan dan penetapan langkah
langkah yang di tempuh sejak awal sampai akhir.
4. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur
dan ukuran buku yang akan di gunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang di
lakukan.
Dari keempat poin yang di sebuttkan
di atas bila di tulis dengan bahasa yang
sederhana, maka secara umum hal yang harus di perhatikan dalam strategi dasar
yaitu; pertama menentukan tujuan yang ingin di capai dengan mengidentifikasi, penetapan
spesifikasi, dan kualifikasi hasil yang harus di capai. kedua, melihat alat
alat yang sesuai di gunakan untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan.
ketiga, menentukan langkah langkah
yang di gunakan untuk mencapai tujuan yang telah di rumuskan, dan yang
keempat, melihat alat untuk mengevaluasi proses yang telah di lalui untuk
mencapai tujuan yang ingin di capai.
Penentuan setrategi pembelajaran
adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, segala kegiatan
pembelajaran yang dilakukan yang tidak berorientasi pada pencapaian tujuan
pembelajaran tidak dapat dikategorikan sebagai setrategi pembelajaran.
Secara umum setrategi mempunyai
pengertian suatau garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai
sasaran yang telah di tentukan, di hubungkan dengan belajar mengajar, strategi
bisa di artikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di
tentukan.
B.
Strategi
Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Strategi pengelolaan
pembelajaran sangat penting dalam sistem strategi pembelajaran secara
keseluruhan. Bagaimanapun baiknya perencanaan strategi umumnya khususnya
strategi pengorganisasian pembelajaran, namun jika strategi pengelolaan tidak
diperhatikan maka efektivitas pembelajaran tidak bisa maksimal. Pada dasarnya
strategi pengelolaan pembelajaran terkait dengan usaha penataan interaksi antar
siswa dengan komponen strategi pembelajaran yang terkait, baik berupa strategi
pengorganisasian maupun strategi pengelolaan pembelajaran.
Strategi
pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen
strategi dapat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran. Menurut Degeng, paling
tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu:
1. Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran,
2. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa,
3. Pengelolaan motivasional dan
a. Penjadwalan Penggunaan Strategi Pembelajaran
Dalam setiap
tindak pembelajaran, seorang siswa atau santri harus mampu membuat perhitungan
secara akal sehat tentang strategi pembelajaran apa saja yang akan digunakan
dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dalam suatu kegiatan pembelajaran seorang
siswa tidak mungkin menggunakan satu strategi saja, melainkan harus mampu
meramu berbagai strategi sehingga menjadi satu kesatuan yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu seorang siswa dituntut mampu
merancang tentang kapan, strategi apa dan berapa kali suatu strategi
pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran. Untuk menentukan strategi apa,
kapan dan berapa kali suatu strategi digunakan tentu sangat berhubungan dengan
kondisi pembelajaran yang ada.
b. Pembuatan Catatan Kemajuan Belajar Siswa
Dalam belajar
seorang siswa tentu harus tahu seberapa jauh isi pembelajaran yang telah
dipelajari oleh siswa. Karena hal tersebut merupakan suatu kewajiban, maka
siswa perlu mengadakan evaluasi terhadap materi yang sudah diterimanya dari
guru. Agar dapat diketahui tingkat kemajuan belajar siswa. Namun, permasalahannya
adalah kapan, berapa kali dan bagaimana
cara melakukan tes hasil belajar tersebut? Hal ini tentu perlu dipertimbangkan
oleh seorang siswa. Dalam hal ini pengetahuan siswa tentang evaluasi
pembelajaran akan sangat membantu untuk menjawab pertanyaan: kapan, berapa kali
dan bagaimana cara melakukan tes hasil belajar.
Catatan kemajuan
belajar siswa sangat penting untuk diadakan, karena dapat digunakan untuk
melihat efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Dari hasil analisa terhadap efektivitas dan
efisiensi pembelajaran, siswa dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya,
seperti (1) apakah strategi pembelajaran yang digunakan telah sesuai atau
belum, (2) apakah rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor guru
atau teman lain, (3) apakah penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran sudah
sesuai atau belum dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut menjadikan
pembuatan catatan kemajuan belajar siswa atau santri sangat penting.
c. Pengelolaan Motivasional
Pengelolaan
motivasional terkait dengan usaha untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Jika motivasi belajar siswa rendah, strategi apapun yang
akan digunakan dalam pembelajaran, tidak akan mampu untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, pengelolaan motivasional menjadi bagian
integral dan esensial dalam setiap proses pembelajaran. Setiap strategi
pembelajaran pada dasarnya secara implisit telah mengandung komponen
motivasional, walaupun dengan cara yang berbeda-beda. Namun, juga ada beberapa
strategi pembelajaran yang secara khusus dirancang untuk meningkatakan motivasi
siswa.
d. Kontrol Belajar
Kontrol belajar
terkait dengan kebebasan guru untuk melakukan pilihan pada bagian isinya yang
dipelajari, kecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan
strategi kognitif yang digunakan. Agar guru dalam kegiatan
pembelajaran dapat melakukan pilihan-pilihan tersebut, maka seorang guru harus
mampu merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif
pilihan belajar bagi dirinya (siswa). Jika siswa mampu merancang pembelajaran
yang demikian maka sistem pembelajaran yang bersifat individu akan dapat
dilakukan. Dengan sistem pembelajaran yang demikian, siswa akan lebih berperan
sebagai perancang pembelajaran (instruction designer).
Bagan 2.1 Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Proses
pembelajaran selain diawali dengan perencanaan yang bijak serta didukung dengan
komunikasi yang baik, juga harus didukung dengan pengembangan strategi yang
mampu membelajarkan siswa. Pengelolaan pembelajaran merupakan suatu proses
penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan. Proses pengelolaan pembelajaran berada dalam empat variabel
interaksi, yaitu : 1). Variabel pertanda (presage variables) yang berupa
pendidik; 2). Variabel konteks (contexts variables) yang berupa peserta
didik; 3). Variabel proses (process variables) dan variabel produk (product
variables) yang berupa perkembangan peserta didik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Guna mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal maka keempat variabel di atas harus dikelola
dengan baik. Dan inilah uraian pengelolaan variable pembelajaran :
1.
Pengelolaan
guru / pendidik
Pengelolaan
guru ataupun pendidik disebut juga sebagai variabel pertanda (presage
variable). Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan
pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Tugas
mengajar bukan hanya sekedar sebagai profesi kerja, melainkan lebih sebagai
suatu tuntutan kewajiban yang harus dilaksanakan dengan baik dan terencana.
Dalam pengelolaan pembelajaran yang baik seorang pendidik diharapkan memiliki
prinsip mengajar yang baik.
Sebagai
seorang pendidik guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana yang
kondusif. Karena fungsi guru di sekolah sebagai "Bapak atau Ibu"
kedua yang bertanggungjawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak.
Sebagaimana yang telah digariskan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu sebagai berikut
:
Ing Ngarsa Sung Tuladha yang bererti di
depan memberi teladan. Di sini menekankan pentingnya modeling atau
keteladanan yang merupakan cara yang paling ampuh dalam mengubah perilaku
inovasi seseorang (peserta didik).
Ing Madya Mangun Karsa berarti di tengah
menciptakan peluang berprakarsa. Asas ini memperkuat peran dan fungsi guru
sebagai mitra setara (di tengah), serta sebagai fasilitator (pencipta peluang).
Dengan menerapkan asas ini para guru perlu mendorong keinginan berkarya dan
berkembang pada peserta didik.
Tut Wuri Handayani artinya dari belakang
memberikan dorongan dan arahan. Hal ini sama dengan motivator yang harus
mengarahkan atau membimbing dan tidak membiarkan peserta didik melakukan hal
yang kurang baik ataupun kurang sesuai dengan tujuan pendidikan.
2.
Pengelolaan
peserta didik (variable konteks)
Belajar
merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multi dimensional. Dikatakan
universal karena belajar bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun.
Pengelolaan peserta didik dapat digunakan dengan cara pengelompokan. Guru dapat
mengatur dan merekayasa segala pengaturannya berdasarkan situasi dan kondisi
siswa ketika proses belajar mengajar. Menurut Andree ada beberapa macam
pengelompokan siswa yaitu :
−
Task
planning group, yaitu bentuk pengelompokan berdasarkan
rencana tugas yang akan diberikan oleh guru.
−
Teaching
group, kelompok ini biasa digunakan untuk group
teaching, dimana guru memerintahkan suatu hal pada siswa, pada tahap yang
sama mengerjakan tugas yang sama dan pada saat yang sama.
−
Seating
group, yaitu pengelompokan yang bersifat umum
dimana 4-6 siswa duduk mengelilingi satu meja.
−
Joint
learning group, yaitu pengelompokan siswa dimana
satu kelompok siswa bekerja dengan kegiatan yang saling terkait dengan kelompok
yang lain. Hasilnya bisa seperti suatu hal yang terkait pula.
−
Collaborative
group, yaitu kelompok kerja yang menitik beratkan
pada kerjasama tiap individu dan hasilnya sebagai suatu hal yang
teraplikasi.
Pengelompokan
siswa juga dapat dibuat berdasarkan kepribadian ataupun perilaku mereka. Hal
ini seperti dikemukakan oleh Pollard yang membagi pengelompokan menjadi 5
kelompok besar yaitu :
−
Impulsivity/Reflexivity. Impulsivity adalah orang yang mengerjakan tugas tanpa berpikir
terlebih dahulu ataupun bisa dikatakan tergesa-gesa. Sedangkan reflexivity
adalah orang yang sangat mempertimbangkan tugas tersebut tanpa berkesudahan.
−
Extroversion/Introversion.
Extroversion adalah orang yang ramah, terbuka,
bahkan kadang-kadang tergantung pada perlakuan teman-teman sekelompoknya.
Sedangkan introversion adalah orang yang sangat tertutup dan pribadi malah
terkadang tidak ingin bergaul dengan orang lain.
−
Anxiety/Adjusment.
Gambaran anxiety adalah orang yang merasa kurang
dapat bergaul dengan teman, guru atau tidak dapat menyelesaikan permasalahan
dengan baik sedangkan adjustment orang yang merasa dapat bergaul dengan baik
dengan siappun dan dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
−
Vacillation/Perseverance.
Gambaran vacillation adalah orang yang
konsentrasinya rendah dan berubah-ubah serta cepat menyerap dalam pekerjaan.
Sedangkan perseverance adalah orang yang mempunyai daya konsentrasi kuat dan
terfokus serta pantang menyerah dalam menyelesaikan pekerjaan.
−
Competitiveness/Collaborativeness.
Gambaran mengenai competitiveness adalah orang yang
mengukur prestasinya dengan orang lain dan sukar bekerjasama dengan orang lain.
Sedangkan collaborativeness adalah orang yang sangat bergantung pada orang lain
dan tidak dapat bekerja sendiri.
3.
Pengelolaan
pembelajaran (variable proses)
Pengelolaan
pembelajaran dikatakan sebagai proses karena pada dasarnya pengembangan
kegiatan harus diorientasikan pada fitrah manusia yang mana fitrah itu terdiri
dari dimensi yang kesemuanya harus bisa seimbang. Guna menyeimbangkan semuanya
diperlukan adanya suatu ketepatan dalam pendekatan dan metode.
a.
Pendekatan
Konsep pendekatan
dalam pembelajaran meliputi :
−
Keimanan,
dalam hal ini adalah memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan pemahamannya tentang Tuhan sebagai sumber kehidupan.
−
Pengalaman,
yaitu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempraktekkan dan
merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dan akhlak guna meghadapi tugas dan
masalah dalam kehidupan.
−
Pembiasaan,
yaitu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk membiasakan sikap dan
perilaku baik yang sesuai dengan norma.
−
Rasionalitas,
yaitu usaha memberikan peranan pada akal (rasio) dalam memahami dan membedakan
berbagai bahan ajar dalam standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang
baik dan buruk dalam kehidupan duniawi.
−
Emosional,
upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati prilaku yang
sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
−
Fungsional,
yaitu menyajikan bentuk semua standar materi dari segi manfaatnya bagi peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari.
−
Keteladanan,
yaitu menjadikan figur guru serta petugas sekolah ataupun orang tua peserta
didik sebagai cermin manusia yang berkepribadian.
b. Metode
Beberapa
metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu :
1)
Metode
Ceramah
Metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan
dan agama kepada anak didik dilakukan secara lisan. Yang hendaknya ceramah
mudah diterima, isinya mudah dipahami serta mampu menstimulasi peserta didik
untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar dari ceramah yang disampaikan.
2)
Metode
Tanya Jawab
Adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta didik yang mana metode
ini dimaksudkan untuk merangsang cara berpikir dan membimbingnya dalam mencapai
kebenaran.
3)
Metode
Tulisan
Adalah metode mendidik dengan huruf atau simbul apapun, ini
merupakan suatu hal yang sangat penting dan merupakan jembatan untuk mengetahui
segala sesuatu yang belum pernah diketahui.
4)
Metode
Diskusi
Merupakan salah satu cara mendidik yang berupa memecahkan masalah
yang dihadapi baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan
argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
5)
Metode
Pemecahan Masalah (problem solving)
Problem solving merupakan cara
memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan,
menelaah dan berpikir tentang sesuatu masalah tersebut guna memecahkannya.
4.
Pengelolaan
lingkungan kelas
Iklim
belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat
memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran. Namun sebaliknya,
iklim belajar yang kurang menyenangkan dan suasana yang kurang baik akan
menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
Berkenaan
dengan hal tersebut sedikitnya terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan
yaitu: ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk,
penerangan, suhu pemanasan sebelum masuk pada materi yang akan dipelajari .
C.
Strategi Penyampaian
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa atau santri atau untuk
menerima serta merespons masukan dari siswa atau santri.
Strategi
penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen veriabel metode untuk
melaksanakan proses pembelajaran.
Sekurang-kurangnya ada dua fungsi dari strategi ini, yaitu:1. menyampaikan isi
pembelajaran kepada si-belajar, dan 2. menyediakan informasi atau bahan-bahan
yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk-kerja ( seperti latihan dan tes
).
Paling
tidak ada lima
cara dalam mengklasifikasi media untuk mempreskripsikan strategi penyampaian: 1. tingkat kecermatannya dalam menggambarkan sesuatu, 2.tingkat
interaksi yang mampu ditimbulkannya, 3. tingkat kemampuan khusus yang
dimilikinya, 4.tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya, 5.tingkat biaya yang
diperlukan.
Pada intinya cara penyampaian bahan pembelajaran
ini hampir sama atau bisa saja dikatakan sama dengan tahap pengajaran. Akan tetapi agar lebih
jelas dan detail, serta mempermudah pemahaman pembaca, penulis akan memilah
menjadi sub bab tersendiri.
Aspek yang perlu diperhatikan katika guru atau
pengajar menyampaikan bahan pembelajaran ini pada dasarnya sama dengan aspek
yang harus diperhatikan pada tahap pengajaran. Karena kegiatan pada tahap
pengajaran akan lebih dijelaskan secara rinci disub-bab ini.
- Pra
Intruksional
Tahap pra
instruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses
belajar mengajar. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru atau siswa pada
tahapan ini: (1) Guru mencatat kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak
hadir, tidak perlu diabsensi satu per satu, cukup ditanyakan yang tidak hadir
saja dengan alasannya. (2) Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan
pelajaran sebelumnya. (3) Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan
pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. (4) Memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran
yang telah dilaksanakan sebelumnya. (5) Mengulang kembali bahan pelajaran yang
lalu secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah dibahas
sebelumnya.
Pada
intinya tahap ini mengingatkan siswa atau peserta didik akan pelajaran yang
sudah diajarkan dan tanggapan siswa terhadap pelajaran tersebut yang
menunjukkan keberhasilan proses pembelajaran. Disamping itu juga menumbuhkan
kondisi siswa dalam merespon kegiatan belajar di kelas.
- Intruksional
Tahap kedua
adalah tahap pembelajaran atau tahap inti. Yakni tahapan memberikan bahan
pelajaran yang disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasi
beberapa kegiatan sebagai berikut: (1) Menjelaskan kepada siswa tujuan
pembelajaran yang harus dicapai siswa. (2) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas pada
hari itu. (3) Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Pembahasan
dimulai dari gambaran yang umum menuju gambaran yang khusus atau sebaliknya.
(4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh
konkret. (5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan
setiap pokok materi sangat diperlukan. Dalam hal ini guru dianjurkan
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dan cocok. (6) Menyimpulkan hasil
pembelajaran dari semua pokok materi. Biasanya kesimpulan ini dibuat oleh guru.
- Evaluasi
Tahapan
ketiga atau yang terakhir dari strategi belajar mengajar adalah tahap evaluasi
atau penilaian dan tindak lanjut. Tujuan dari tahapan
ini adalah mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan yang kedua. Kegiatan
yang dilakukan pada tahapan ini antara lain: (1) Mengajukan pertanyaan kepada
kelas atau kepada beberapa siswa, mengenai semua pokok materi yang telah
dibahas pada tahapan yang kedua. (2) Apabila pertanyaan yang diajukan belum
dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70%, maka guru harus mengulang kembali
materi yang belum dikuasai oleh siswa. (3) Untuk memperkaya pengetahuan siswa,
materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada
hubungannya dengan topik atau pokok materi yang telah dibahas. (4) Akhiri
pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas
pada pelajaran berikutnya.
Ketiga
tahap yang dibahas diatas merupakan satu rangkaian kegiatan yang
terpadu yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Guru harus menguasai ketiga tahapan tersebut agar pembelajaran dapat berjalan
dengan efektif dan efisien. Dan hal ini membutuhkan keprofesionalisasian
seorang guru atau pendidik dalam mengorganisasikan pembelajaran.
Hendaknya institusi mengadakan atau mengusahakan pendidikan yang
profesional, baik profesional dari segi pendidik maupun hal
yang berkaitan dengan pendidikan. Demikian juga profesionalisme dalam
pengelolaan atau manajemen atau boleh dikatakan secara lebih detail lagi yaitu
pengorganisasian pembelajaran. Guru yang profesional selalu dapat
mengorganisasikan pembelajaran dengan baik, tepat dan cepat atau dengan kata
lain efektif dan efisien. Maka dari itu kita sebagai calon pendidik harus
selalu meningkatkan kualitas dan pengalaman kita agar dapat mengorganisasikan
pembelajaran dengan baik, karena suatu pengorganisasian mengilhami keberhasilan
peserta didik dalam menerima pelajaran.
D.
Implementasi Strategi Pengelolaan
dan Penyampaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Walaupun secara
teoritis seorang siswa telah paham tentang langkah-langkah operasional atau
strategi pembelajaran. Namun, belum tentu seorang siswa akan mampu berhasil
menerapkan strategi tersebut dalam pelaksanaan pembelajarannya. Keberhasilan
seorang siswa dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran, sangat tergantung
dari kemampuan siswa dalam menganalisis kondisi pembelajaran yang ada, seperti
tujuan pembelajaran, karakteristik diri (siswa), kendala sumber belajar dan karakteristik
bidang studi. Hasil analisis terhadap kondisi pembelajaran tersebut dapat
dijadikan pijakan dasar dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan
digunakan.
- Tujuan pembelajaran
Dalam proses
pembelajaran, siswa harus menetapkan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Menurut taksonomi Bloom, secara teoritis tujuan pembelajaran
dibagi menjadi atas tiga kategori, yaitu (1) tujuan pembelajaran ranah
kognitif, (2) tujuan pembelajaran ranah Afektif dan (3) tujuan pembelajaran
ranah psikomotorik.
Adanya perbedaan
tujuan pembelajaran akan berimplikasi pula akan adanya perbedaan strategi
pembelajaran yang harus diterapkan. Jadi, dalam penerapan suatu strategi
pembelajaran tidak bisa mengabaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
- Karakteristik siswa
atau santri
Karakteristik
siswa atau santri sangat berhubungan dengan aspek-aspek yang melekat pada diri
siswa, seperti motivasi, bakat, minat, kemampuan awal, gaya belajar,
kepribadian dan sebagainya.
Karateristik
siswa yang kompleks tersebut harus juga dijadikan pijakan dasar dalam
menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Tanpa mempertimbangkan
karakteristik siswa tersebut, maka penerapan strategi pembelajaran tertentu
tidak bisa mencapai hasil belajar secara maksimal. Misalnya, siswa yang
memiliki motivasi belajar yang rendah dengan siswa yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi, tentu membutuhkan strategi yang berbeda pula dalam
pembelajaran. Demikian pula siswa atau santri yang memiliki gaya belajar visual
dan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, tentu tidak bisa disamakan
dalam proses penerapan strategi pembelajaran. Oleh karena itu, seorang siswa
hendaknya betul-betul memahami karakteristik diri (siswa) dalam mengikuti
pembelajaran.
- Kendala sumber atau
media belajar
Media
pembelajaran adalah pranata atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Sedang AECT menyatakan
media sebagai bentuk dari saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Ketersediaan sumber atau
media belajar, baik berupa manusia maupun non manusia (hardware dan software),
sangat mempengaruhi proses pembelajaran.
Beberapa hasil
penelitian menyimpulkan bahwa ketersediaan sumber belajar sangat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Terkait dengan penerapan strategi pembelajaran bahwa
setiap strategi pembelajaran digunakan untuk materi atau sisi pembelajaran
tertentu, dan juga membutuhkan media atau sumber belajar tertentu. Penyampaian
pembelajaran dalam kelas besar menuntut penggunaan jenis media yang berbeda di
kelas kecil. Demikian pula untuk pembelajaran perseorangan dan belajar mandiri.
Tanpa adanya sumber belajar yang memadai amat sulit bagi seorang siswa untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Mengingat begitu pentingnya keberadaan sumber
balajar, maka setiap siswa sudah seharusnya memiliki kemampuan dalam
mengembangkan sumber belajar atau media pembelajaran.
Untuk
mengembangkan media pembelajaran diperlukan prosedur-prosedur tertentu yang
sesuai dengan jenis kemampuan yang ingin dicapai, struktur isi bidang studi
serta memenuhi kriteria umum yang berlaku bagi pengembangan bagi produk-produk
pembelajaran. Guna membuat produk media ini digunakan model pengembangan media
pembelajaran yang diajukan Sadiman (1990) seperti bagan berikut:
Bagan 2.2. Model Pengembangan Media Pembelajaran
Analisis
kebutuhan dilakukan agar media yang dikembangkan betul-betul sesuai dengan yang
dibutuhkan. Jika membuat program media,
tentu saja berharap agar media tersebut digunakan atau dimanfa’atkan dalam
kegiatan pembelajaran. Program media tersebut hanya digunakan atau
dimanfa’atkan kalau memang dibutuhkan atau diperlukan oleh siswa atau santri.
Oleh karena itu, langkah pertama dalam pengembangan media pembelajaran adalah
melakukan analisis kebutuhan.
Perumusan tujuan
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan dapat memberi
arah kepada proses pembelajaran yang dilakukan,
dan tujuan pembelajaran dapat dijadikan acuan dalam mengukur apakah
tindakan kita betul atau salah. Dalam pengembangan media pembelajaran, tujuan
harus dijadikan pijakan dalam proses pengembangan. Media yang dikembangkan
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Dan tujuan yang
telah ditetapkan, kegiatan selanjutnya adalah pengembangan atau merumuskan butir-butir
materi pembelajaran. Materi pembelajaran harus terkait dengan tujuan, dan
setelah materi dirumuskan baru dibuat alat untuk mengukur keberhasilan belajar.
Tahap selanjutnya adalah mengembangkan atau melakukan penulisan naskah media
pembelajaran. Untuk melihat validitas media pembelajaran, harus dilakukan uji
coba. Jika dalam tahap uji coba ternyata media yang dikembangnkan masih ada
kekurangan maka harus dilakukan revisi. Jika media pembelajaran sudah dianggap
baik, baru dilakukan proses produksi media.
4. Karakteristik atau struktur bidang studi
Struktur bidang
studi berkaitan dengan hubungan diantara bagian-bagian suatu bidang studi.
Struktur bidang studi mata pelajaran fiqih tentu berbeda dengan struktur bidang
studi Al-Qur’an. Perbedaan struktur bidang studi tersebut membutuhkan strategi
pembelajaran yang berbeda pula. Misalnya dalam mata pelajaran fiqih seorang
siswa atau santri dapat memulai
pembelajaran dari pokok pelajaran apa saja, sebaliknya mata pelajaran Al-Qur’an
tidak bisa dilakukan seperti itu. Itulah sebabnya, pemahaman seorang siswa atau
santri terhadap struktur bidang studi yang dipelajarinya sangat penting dalam
penetapan metode pembelajaran yang akan digunakan.
E.
Analisis
Strategi Pengelolaan dan Penyampaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pembelajaran disebut efektif apabila
dapat memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
ditentukan. Untuk itu pengajar perlu menyusun strategi yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan mampu membuatnya mencapai kompetensi yang
ditentukan dalam tujuan pembelajaran. Berikut langkah-langkah pengembangan
strategi instruksional.
1.
Melihat
makna kompetensi masa depan dan bebas berkreasi
Hal yang penting harus dinyakini
bersama oleh pengajar dan peserta didik adalah makna kompetensi yang terkandung
dalam tujuan pembelajaran. Kompetensi dalam tujuan pembelajaran itu bukan saja
perlu dipahami artinya tetapi juga dinyakini manfaatnya oleh peserta didik bagi
kehidupannya sekarang dan terutama masa datang, yang dalam memahami dan
menghayati makna tersebut peserta didik harus sampai pada taraf mendapatkan
harapan baru, cita-cita baru, dalam hidupnya pada masa depan. Bagi pengajar
itulah visi dalam sistem pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu
pembelajaran yang mampu menciptakan impian ke masa depan bagi peserta didiknya.
Pengajar tidak perlu diharuskan
mematuhi buku pintar tentang satu-satunya bimbingann teknis yang mengikat dan
membelenggu kreatifitasnya. Biarkan pengajar mencari sendiri cara yang dipandang
terbaik dalam menyampaikan visi pembelajaran tersebut dan menguasai berbagai
cara yang dipilihnya setiap saat. Yang harus tetap hidup dalam dada peserta
didik adalah dicapinya keyakinan tentang makna kompetensi yang akan dicapainya
bagi kehidupannya yang lebih baik saat ini dan terutama masa depan.
2.
Belajar
yang konsisten dengan visi
Yang perlu dikuasai pengajar
adalah digunakannya pendekatan sistem
dalam melaksanakan pembelajaran. Pengajar perlu mempunyai dan menerapkan
wawasan bersistem, bahwa untuk mewujudkan visi pembelajaran itu perlu mempunyai
dan menerapkan wawasan bersistem, bahwa untuk mewujudkan visi pembelajaran itu
diperlukan cara-cara tentang mendayagunkan semua sumber belajar yang sudah ada
dan bila perlu yang harus diadakan olehnya agar interaksi peserta didik dengan
sumber belajar tersebut dapat berlangsung dengan aktif, lancar, menarik,
menyenangkan, menantang, dan akhirnya menhasilkan kompetensi yang telah
ditentukan.cara-cara itu dapat diciptakan secara bebas oleh pengajar dan dapat
diubah-ubah sewaktu-waktu sesuai dengan daya cipta, keinginan, perasaan, yang
ada padanya. Disamping pengusaan materi yang diajarkan, perbendeharaan tentang
pengetahuan dan keterampilan menggunakan berbagai metode, dan media yang
diperoleh dari berbagai pelatihan, diperkaya dengan pengalamannya dalam
menggunakan berbagai urutan kegiatan penyajian, metode dan media pembelajaran,
dan manajemen waktu dalam pembelajaran merupakan referensi bagi pengajar dalam
menciptakan cara-cara tersebut agar sesuai dengan karakteristik peserta didik,
yang dihadapinya dan visi pembelajaran yang ditentukan. Cara-cara itu disebut
strategi pembelajaran.
3.
Pengukuran
yang valid dan reliable
Pada akhir proses pembelajaran harus
ada bentuk konkrit dari impian itu, yaitu biasa disebut prestasi belajar. Tanpa
pengukuran, peserta didik dan pengajar tidak punya dasar untuk mengaku berhasil
atau gagal dalam memberikan makna dalam proses pembelajaran.
Oleh sebab itu pengembangan strategi pembelajaran ini mutlak diketahui dan
diterapkan dalam proses pembelajaran bagi pendidik guna trercapinya
keberhasilan suatu pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah di tentukan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi mempunyai pengertian suatau garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan, di
hubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa di artikan sebagai pola-pola
umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah di tentukan.
Strategi pengelolaan,
yaitu: 1) Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, 2) Pembuatan catatan
kemajuan belajar siswa, 3) Pengelolaan motivasional dan 4) Kontrol belajar
Keberhasilan
seorang guru dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran, sangat tergantung
dari kemampuan siswa dalam menganalisis kondisi pembelajaran yang ada, seperti
tujuan pembelajaran, karakteristik diri (siswa), kendala sumber belajar dan karakteristik
bidang studi. Hasil analisis terhadap kondisi pembelajaran tersebut dapat
dijadikan pijakan dasar dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan
digunakan
Strategi
penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa atau
santri atau untuk menerima serta merespons masukan dari siswa
DAFTAR PUSTAKA
Anitah W., Sri, Materi Pokok Strategi Pembelajaran
SD. Cet. 2, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007.
Baharudin Uril, Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: Sukses Offset,
2008
Garis
kwww.scried.com/doc/22461833/makalah-konsep-strategi-bahasa-arab
MAKALAH
STRATEGI PENGELOLAAN DAN
PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas
mata kuliah "Desain
Pembelajaran Pendidikan Dasar Islam"
Dosen Pengampu:
Dr. H. Abd.
Aziz, M.Pd.I
Dr. Luk-luk Nur
Mufidah, M.Pd.I
Disusun Oleh:
EKA PUTRA
NIM. 284134055
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
TULUNGAGUNG
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
bahwa hanya dengan petunjuk dan hidayah-Nya penulisan makalah ini dapat
terselesaikan dan sampai di hadapan para pembaca yang berbahagia. Semoga
kiranya membawa manfaat yang sebesar-besarnya dan memberikan sumbangan yang
berarti bagi pendidikan pada masa sekarang dan yang akan datang.
Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw.
Yang telah membawa kita ke dunia yang penuh dengan kedamaian.
Dengan terselesaikannya pembuatan makalah
ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Ketua IAIN Tulungagung
yang telah mengupayakan kelancaran perkuliahan.
2. Prof. Dr. H. Achmad Patoni,
M.Ag, selaku direktur Pascasarjana IAIN Tulungagung.
3.
Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I dan Dr.
Luk-Luk Nur Mufidah, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing
4.
Semua pihak dan segenap civitas Akademika IAIN
Tulungagung yang telah membantu kelancaran penyelesaian makalah ini.
Sebagaimana pepatah yang menyatakan tiada
gading yang tak retak, maka penulisan makalah inipun tentunya banyak
dijumpai kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya dan mengharap saran-saran penyempurnaan, agar kekurangan dan
kelemahan yang ada tidak sampai mengurangi nilai dan manfaat bagi pengembangan
studi Islam pada umumnya.
Tulungagung, Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................. i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A.
Latar
Belakang Masalah ......................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.................................................................................... 1
C.
Tujuan
Pembelajaran…………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Pengertian Strategi................................................................................... 3
B. Strategi Pengelolaaan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)..... 4
C. Strategi Penyampaian
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).... 12
D. Implementasi Strategi
Pengelolaan dan Penyampaian Pembelajaran
Agama Islam (PAI) 15
E. Analisis Strategi Pengelolaan
dan Penyampaian Pembelajaran Agama Islam
(PAI) 19
BAB III PENUTUP............................................................................................ 22
Kesimpulan.............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
Garis
kwww.scried.com/doc/22461833/makalah-konsep-strategi-bahasa-arab
www.ilmupendidikan.net/2010/03/16/strategi-pembelajaran-inovatif-untuk-peningkatan-mutu-pendidikan-suatu-tinjauan-konseptual-dengan-pendekatan-teknologi-pendidikan.php.